Yang Jadi Highlight Waktu Main ke Medan

Tahun ini akhirnya aku punya kesempatan untuk ke Medan, setelah berkali-kali aku ke Sumatera Utara, tanpa pernah tau Kota Medan yang sesungguhnya. Memang nggak lama sih, aku cuma punya waktu 5 hari aja, tapi menyenangkan. 

Kesan pertama tentang Medan itu “Keras”. Jujur aja buat aku beberapa kali kelepasan swearing, tapi Medan juga bikin aku harus kasih standing ovation; perutku dijamu habis-habisan. 

Hmmm... So, Yoga, what is your highlight about Medan?

Pengguna Jalan di Medan Punya Nyawa Sepuluh

Nah, setelah sampai di Bandara Kualanamu, aku dan rombongan langsung pergi menuju destinasi pertama: Haranggaol, Toba. On the way there, pas banget dengan jam pulang sekolah. Beberapa kali aku lihat satu becak motor dinaiki oleh mungkin ada sekitar 8 sampai sepuluh anak. Wow. Bayangin aja, becak motor terbuka ditumpangi segitu banyak. 



Nggak cuma itu, mentalmu juga harus kuat kalo berkendara di sana; nggak ada yang mau ngalah. Untuk bisa overtaking kendaraan di depanmu, kamu harus berani nyalip kenceng, lalu ambil posisi mereka. Aku rasanya lemes tiap kali mobil yang kita tumpangi kayak mau nyalip kendaraan lain. Sampai-sampai aku mikir, pengguna jalan di sini punya nyawa sepuluh kali ya...

Serba Murah
Dibandingkan dengan Batam, harga makanan di Medan jauh lebih murah. Mungkin bisa dua atau tiga kali lebih murah. Wajar aja sih, di sana segala kebutuhan pokok bisa di supply sendiri, nggak kayak di Batam. Bikin kalap jadinya. 

Soal Perut, Medan Ahlinya
Ini highlight paling highlight buatku. Secara, dua tahun ini aku struggle banget dengan makanan di Batam (nggak ada yang enak). Nah, pas ke Medan, di manapun aku makan, rasanya selalu enak, bahkan misop yang ada di gang kecil pun enak. 
Oh ya, pas di sini juga aku akhirnya makan kue putu yang enak lagi, setelah dulu sempet coba kue putu yang ada di Batam dan kapok. 


Source: resepdanmakanan.com

Nah, kalo kalian pemakan yang tidak halal, kalian juga kudu coba BPK nih di sini. Selain enak pake banget harganya juga bikin nganga. Muraaahh... bisa beli per porsi, juga perkilo. Kalo rame-rame mending beli perkilo.

Banyak Penjual Bunga di Pinggir Jalan


Ini juga penting buatku karena aku suka banget dengan bunga. Aku agak heran juga kenapa banyak banget orang jual bunga. Tapi setelah aku perhatiin, akhirnya aku paham juga. Ada banyak orang batak yang tinggal di sini, kebiasaan mereka adalah berziarah ke makam sanak saudara dengan membawa bunga segar. Nah, itulah alasanannya. Tapi apapun itu, aku tetep happy lihat banyak orang menjual bunga di sini. 

Bangunan Belandanya Bikin Inget Jogja

Source : TEEJE (via flickr)

Yuph, waktu itu aku lagi jalan-jalan di tengah Kota Medan yang ternyata macet. Abis macet-macetan, ternyata kita ngelewatin satu perempatan yang bentuknya mirip dengan perempatan nol KM Jogja, ada bangunan Belanda di sudut-sudutnya. Wahh... ada juga ya di sini yang kayak gini, bathinku. 

Ketemu Sepupu yang Sudah Lama Banget Nggak Ketemu


Aku baru tau belum lama sebelum aku berangkat ke Medan kalau ternyata Renita, sepupuku itu ada di sana. Sudah lama banget kita nggak ketemu, mungkin sepuluh tahunan ada kali ya. Kebetulan kita sepantaran, rumah lumayan deket, satu sekolah sampe SMA. Nah setelah SMA kita jalani hidup masing-masing. I was so happy to meet her that time. Akhirnya bisa sedikit kangen-kangenan dan tau kabar masing-masing. 

Itu dia highlight ku tentang Medan. So far kalau ditanya mau ke sana lagi atau nggak, jelas jawabanku mau. Makanannya bikin penen balik lagi euy....

Comments

Post a Comment

Popular Posts