Waduk Sermo, Oase Kulon Progo Peninggalan Suharto


Ketika berkunjung ke Kulon Progo, tak ada salahnya mampir ke Waduk Sermo. Waduk tenang berlatar Perbukitan Menoreh hijau ini menjadi surga bagi para pemancing dan mereka yang hobi camping. Inilah oase Kulon Progo karya Bapak Suharto.

Sepintas jika dilihat dari Desa Wisata Kalibiru, Waduk Sermo tampak seperti telaga yang tepinya berkelok-kelok indah di tengah perbukitan. Orang tidak akan menyangka jika waduk ini adalah hasil buatan manusia karena memang terlihat begitu menyatu dengan alam. Barulah ketika sampai di bawah, konstruksi bangunan waduk yang menandakan itu adalah buatan manusia terlihat. Sebuah menara pemantau yang menjadi ikon waduk ini berdiri gagah di salah satu sisinya. Waduk seluas 157 hektar ini diresmikan pada tahun 1996 oleh Presiden Soeharto dan menjadi satu-satunya waduk yang ada di Yogyakarta. Siapa mengira, untuk membuat waduk ini pemerintah harus mentransmigrasikan sekitar 107 KK keluar Pulau Jawa dan membendung Sungai Ngrancah. Butuh proses pengerjaan selama dua tahun delapan bulan untuk menyulap lahan yang awalnya menjadi tempat tinggal warga menjadi waduk yang mampu menampung 25 juta meter kubik air. 

Hijau, sejuk dan jauh dari hiruk-pikuk perkotaan menjadikan waduk ini tempat yang tepat untuk melarikan diri sejenak dari rasa penat dan rutinitas. Ketika sampai di waduk, pengunjung dapat langsung memarkirkan kendaraannya di lapangan kecil yang ada di dekat pintu masuknya. Di sini, pengunjung dapat menikmati waduk dari tempat yang lebih tinggi. Atau, pengunjung juga dapat langsung turun dan memarkirkan kendaraannya di tempat parkir yang tersedia. Tempat parkir ini dekat dengan dermaga wisata waduk sehingga pengunjung yang berminat naik perahu wisata dapat langsung membeli karcis di sini. Dengan kapal-kapal wisata ini, para pengunjung dapat mengelilingi waduk dan menikmati pemandangan yang ada di sekitarnya. Ini merupakan kegiatan yang cocok dilakukan bersama dengan keluarga.

Ketika sampai di waduk, jangan heran bila banyak orang terlihat memegang kail dan duduk duduk santai di bibir waduk karena di sini juga menjadi tempat yang pas bagi mereka yang hobi memancing. Ikan-ikan yang ada seakan tak pernah habis meskipun tiap hari orang ramai memancing. Selain naik kapal wisata dan memancing,  jalur lintasan sepanjang 21 kilometer yang mengitari waduk juga menarik untuk dijelajahi dengan naik sepeda atau berlari. Tentu saja keadaan alam yang hijau, segar dan jauh dari polusi menjadikan bersepeda ataupun berlari Anda lebih menyenangkan. Tak jarang pula anak-anak muda memilih untuk menegakkan tenda dan bermalam di area sekitar waduk untuk menikmati keindahannya. Apalagi waduk ini dilengkapi dengan fasilitas berupa camping ground. 

Di waktu-waktu tertentu, air waduk ini dapat tiba-tiba beriak, ketika perahu-perahu naga menjulurkan dayungnya dan berlomba mencapai garis finish. Yuph! Benar sekali, waduk ini sering menjadi tuan rumah lomba dayung perahu naga dan sejenisnya. 

Comments

Post a Comment

Popular Posts