Goa Kiskenda - Rumah Bagi Para Pertapa, Terkenal dengan Kisah Subali Sugriwa




Saya dan Kaki Menoreh layaknya kutub utara dan selatan sebuah magnet, tarik menarik. Eksotisme wilayah yang berada di bagian paling barat DI Yogyakarta ini memang tidak bisa diremehkan. Termasuk gua para pertapa dan kisah menarik tentang Subali dan Sugriwa di dalamnya.

Salah satu destinasi wisata yang menarik perhatianku saat itu adalah Goa Kiskenda. Goa ini berada di Dusun Jatimulyo, Girimulyo, Kulon Progo, 16 km dari kecamatan Minggir atau 37 km dari pusat kota Yogyakarta.

Sebenarnya sudah sejak lama tempat ini ingin kudatangi. Awalnya, aku mengira Goa Kiskenda hanyalah nama tempat yang ada di cerita perwayangan Ramayana, tempat Mahesasura dan Lembusura tinggal dan menemui ajal di tangan Subali si manusia kera, tempat yang menyebabkan si kembar Subali dan Sugriwa bertempur hebat karena salah paham. Namun ternyata, Goa Kiskenda adalah secuil keindahan nyata di perut Bukit Menoreh.

Dinding berrelief cerita pertempuran manusia berkepala kerbau dan sapi terukir di dekat pintu gerbangnya. Bagiku, itu adalah bentuk ucapan selamat datang. Kebetulan disitulah juga cerita di atas tadi digambarkan. Aku menikmatinya, bukan sekedar indah, relief itu juga memberikan pengetahuan lebih tentang sejarah tempat yang diyakini sebagai bagian dari Kerajaan Kiskenda itu. 

Kompleks wisata Gua Kiskenda ini tidak hanya terdiri dari goa. Namun ada area bermain anak, bumi perkemahan dan pendopo. Tidak ada peralatan khusus yang harus dipakai untuk menelusuri goa horizontal ini karena telah ada jalan setapak di dalamnya. Relief-relief kisah pertempuran Subali melawan Mahesasura dan Lembusura menyambut kedatangan tiap pengunjung. Tulisan Goa Kiskenda menjadi penanda bahwa kamu berada di pintu masuk goa.

Beberapa lampu sengaja dipasang untuk membantu pengunjung menikmati cantiknya stalaktit dan stalakmit yang kebanyakan masih hidup dan meneteskan air. Di bawah sana, suara gemericik air terdengar jelas, tanda bahwa sebuah sungai bawah tanah mengalir. Selain stalaktit dan stalakmit yang mempesona, ternyata goa ini juga memiliki bilik-bilik tempat pertapaan. Paling tidak ada 9 titik pertapaan di sepanjang 1,5 km. Bisa jadi, inilah rumah bagi mereka yang ingin berdevosi secara khusus kepada yang ia puja. Jauh dari hiruk pikuk, di perut bumi hingga khusyuk.

How to get there:
Goa eksotis ini berada sekitar 16 km dari Kecamatan Minggir, Sleman atau sekitar 37 km dari pusat Kota Yogyakarta. Jika kalian datang dari Kota Jogja, ambillah jalan lurus ke arah Godean hingga Kentheng. Dari Kentheng, kalian juga masih harus lurus mengikuti papan petunjuk jalan yang sudah ada. Papan petunjuk jalan tersebut akan menghantar kalian sampai ke goa ini.

Tiket : Rp 3.000

Comments

Post a Comment