Menikmati Ketinggian Jogja dari 7 Tempat Mengagumkan




Menikmati alam dari ketinggian memang menyenangkan, minimal bagiku. Ada sensasi berbeda tersaji di depan mata ketika memandangi cakrawala yang luas membentang; puas, bebas dan lepas. Karena itu, aku selalu excited ketika ada kesempatan untuk sampai ke sana. 

Selama enam tahun di Jogja, aku akhirnya menemukan tempat-tempat tinggi yang mampu menjadi pelampias sisa energi. Kadang, kalau tak sempat ke tempat take of dan landing-nya paralayang di Bukit Parang Endog untuk menikmati sunset magis Pantai Selatan, aku coba merayu temanku untuk bisa sampai ke Gunung Api Purba Nglanggeran. Ini bukan tempat kekinian, tapi ini tempatku untuk benar-benar santai dan relaks. Secara lengkap, aku coba share ke kalian 7 tempat menikmati ketinggian di kota gudeg ini ala aku ya.

1. Bukit Parang Endog


Jika kalian sedang berada di Pantai Parangtritis dan menghadap ke Laut Selatan, coba toleh ke kiri. Sebuah bukit yang menjadi ujung pantai terlihat gagah menjulang. Nah, dari atas sanalah aku biasanya menikmati garis pantai yang nyaris tak berujung itu. Datang menyongsong senja, duduk diam menikmati helaian ombak yang sampai ke pantai. Ketika matahari mulai turun dan satu-persatu lampu warga menyala, langit memberi lukisan jingga menawan. Wah... kadang aku rasanya sampai tak mau pulang. Magis; senja laut selatan yang selalu menghipnotis. 

2. Candi Ijo
Source: jogja.lungo

Berada di ketinggian 410 m dari permukaan laut, Candi Ijo menjadi candi yang letaknya tertinggi di Jogja. Dari candi ini, aku mencoba menikmati keindahan Jogja dari ketinggian sama seperti yang orang-orang abad ke 9 lakukan. Aku memang penyuka candi, sehingga tak hanya sekedar menikmati ketinggian, aku juga suka membayangkan aku adalah orang yang berasal dari abad ke 9 dan sedang menikmati senja indah dari sana. Bagi sebagian orang, senja Candi Ijo lebih menarik ketimbang senja di Ratu Boko. Bagiku masuk akal sih, selain punya banyak spot untuk difoto, dulu di Candi Ijo juga lebih ramah kantong. Jadi bisa lebih sering main-main ke sini. 

3. Kebun Buah Mangunan



Mungkin bagi sebagian orang, wisata Kebun Buah Mangunan is so yesterday. Tapi dulu (mungkin sampai sekarang juga masih) bagiku, Kebun Buah mangunan adalah salah satu tempat asik dan aman untuk menikmati liuk Sungai Oyo dari ketinggian. Kenapa asik, jelas karena Kebun Buah ini menyajikan pemandangan yang indah. Sungai Oyo yang berkelok diapit oleh dua ngarai tinggi dengan  jembatan gantung kuningnya merupakan komposisi apik dimataku. Selain indah, di sini kita juga difasilitasi oleh gardu pandang cukup luas berpagar yang tentunya aman. Lagi-lagi pemandangan senja jadi andalannya. Tapi katanya juga waktu sunrise bisa bagus banget, aku belum pernah coba menunggu sunrise di sana sih walaupun masih penasaran juga sampai sekarang. 

4. Spot Riyadi



Ini adalah salah satu spot memandangi ketinggian Jogja dipagi hari favoritku. Wajarlah, siapa coba yang tak menganga ketika melihat sawah luas membentang dengan latar Gunung Merapi yang benar-benar jelas terlihat. Kadang, kabut menggelayuti badannya. Spot Riyadi sebenarnya adalah halaman rumah warga yang sangat beruntung. Mungkin namanya Riyadi, jadi dikenallah spot itu dengan nama Spot Riyadi. Di sini, si empunya rumah juga membuka warung kecil-kecilan yang menyediakan teh hangat dan sarapan sederhana. Hmmm... walaupun menunya sesederhana gorengan, tapi bagiku bisa sarapan di tempat seperti ini itu mewah. 

5. Kebun Teh Nglinggo



Terletak di Desa Nglinggo, Pagerharjo, Samigaluh, Kulon Progo, kebun teh seluas 200 hektar ini mampu menyejukkan pikiranku ketika sudah mulai lelah dengan padatnya Jogja. Di sini, aku tak pernah ketinggalan menikmati tehnya tentunya. Ada aroma sangit khas yang tidak kutemukan di teh-teh lain. Itu yang selalu membuatku rindu tempat ini. Wajar saja, warga di sini mengolah teh secara alami dengan menyangrainya di atas wajan tungku kayu sampai kering. Tak heran, jika Teh Nglinggo ada aroma sangit-nya (aroma khas asap tungku kayu). 
Selain teh, angin sejuk khas pegunungan juga dapat dirasakan di sini, membuatku betah berdiam lama-lama tanpa melakukan apapun. Bahkan, rasanya sayang jika aku harus menyumpal telingaku dengan headset dan membiarkan suara angin dan daun-daunan melantun pergi begitu saja. 

6. Puncak Suroloyo



Berada di ketinggian 1.019 dpl, Puncak Suroloyo merupakan puncak tertinggi di perbukitan Menoreh. Puncak Suroloyo memberikan keleluasaan untuk aku bisa memandang Jogja hingga Kabupaten Magelang. Dari puncak ini, samar-samar Candi Budha terbesar di Indonesia, Borobudur, dapat kita lihat. Jika cuaca sedang cerah-cerahnya, tak hanya Borobudur, empat gunung besar seperti Merapi, Merbabu, Sindoro dan Sumbing pun tampak. Sebenarnya, Puncak Suroloyo adalah salah satu pertapaan yang masyur sejak zaman Kerajaan Mataram Kuno. Tapi kini, tempat ini akhirnya juga menjadi tempat wisata. Jika di Kebun Teh Nglinggo aku datang untuk tehnya, di Puncak Suroloyo aku datang untuk menikmati kopi khasnya juga. 

7. Gunung Api Purba Nglanggeran



Berada di puncak formasi gunung api purba yang terbentuk jutaan tahun silam menjadi daya tarik tersendiri buatku. Tapi sebenarnya, alasan utama aku suka tempat ini adalah pemandangannya. Ia selalu mampu membuat aku bedecak kagum, walaupun sudah beberapa kali ke sana. Hamparan sawah luas, tiang-tiang pemancar siaran TV yang tak ubahnya seperti hutan besi dan rumah-rumah warga yang nampak mungil menjadi pemandangan langka yang tak bisa ditemukan ditempat lainnya. Epic dan apik. 







Comments

Post a Comment