Half Day Traveling: Pantai Kesirat




Punya waktu cuma setengah hari aja terus ngarep jalan-jalan seru di Jogja, emang bisa? Bisa dong! Jogja itu tiap sudutnya keren. Mau ke utara, selatan, timur atau ke bagian barat, semuanya punya destinasi menarik yang bakal bikin kamu terkenal se-medsos kalo fotonya mbok upload. Lagi-lagi, sebagai turis tetapnya Jogja, aku bakal kasih satu pengalaman jalan-jalan happy-ku dalam waktu setengah hari aja. Tapi sebelumnya, kamu harus perhatikan TIGA HUKUM WAJIB HALF DAY TRAVELING ini dulu ya gaes:

Petakan Perjalananmu
Hal ini penting banget karena berkaitan dengan waktu tempuh menuju destinasi-destinasi yang sudah kamu rencanakan. Terutama kalo kamu memasukkan agenda melihat sunset di perjalanan setengah harimu ini. Perhitungan posisi dan jarak tempuh yang salah bisa jadi masalah loh. Untuk itu, sebelum mengeksekusi tripmu, lebih baik buka google maps dan petakan perjalananmu dulu.

Pilih Objek-objek Menarik yang Saling Berdekatan
Karena kamu cuma punya waktu setengah hari, kamu harus jeli memilih objek tujuan yang saling berdekatan. Jangan sampai tripmu cuma habis di jalan. Kan nggak asik tuh! Nah, di Jogja, kamu nggak akan kesulitan menemukan objek-objek menarik yang letaknya berdekatan. Ingat, objek menarik tidak melulu objek wisata loh. Bisa jadi itu hanya hamparan sawah nan luas, perkebunan bahkan tambang batu. 

Cobalah Fleksibel
Di perjalanan, bukan nggak mungkin kalo kamu tiba-tiba nemu tempat-tempat baru yang seru. Kamu jadi tertarik dan berhenti sejenak di sana. Biasanya, kamu akan butuh waktu sekitar 5-10 menit untuk eksplorasi awal alias melihat-lihat sekeliling sambil coba ambil gambar pake kamera. Kalo nggak cocok, ya tinggalin aja. Nah, masalahnya kalo kamu memang merasa tempat itu keren. Biasanya kamu jadi lupa waktu. Potret sana-potret sini mungkin lebih dari setengah jam bisa habis di sana. Maka, cobalah fleksibel! Jangan terlalu tergesa dan dipaksakan. Kamu bisa lanjutkan tripmu dengan menyisipkan objek baru atau relakan salah satu agar tripmu tetap seru.

Ketiga hal di atas itu kunci untuk traveling seru di waktu mepet, jadi jangan coba-coba pergi sebelum itu kamu hafal di luar kepala ya! Kenapa? Karena kamu bukan Tuhan yang bisa memperpanjang waktu. Inget gaes, half day traveling itu miliknya orang fakir waktu. Kalo nggak petain destinasi yang kita tuju dan nggak paham sama sekali dengan apa yang mau kita datengin, ya bye. 

Perjalanan kali ini aku mulai dari jam dua belas siang. Kali ini, yang jadi korban kebosanan itu Ivan dan satu lagi Mbak Rissa. Tujuannya adalah PANTAI KESIRAT. Nah perlu kalian tau, Kesirat itu bukan pantai berpasir ya gaes, jadi nggak perlu bawa baju ganti. Kamu nggak bakalan mandi laut di sana. Okei. Kesirat itu tanjung kecil dengan tebing yang tinggi mirip kayak yang ada di Irlandia (pengalaman nonton film Leap Year). 

1. Perjalanan ke Selatan 

Pantai Kesirat terletak di Desa Girikarto, Kecamatan Panggang, Gunungkidul, Yogyakarta, sekitar 2,5 jam perjalanan dari Jogja (kalo tahu jalan loh yaa) via Jalan Imogiri. Sebenernya, ini bukan kali pertama aku dan Ivan lewat jalan ini. Kita dulu pernah nyasar pas pulang dari Pantai Baron dan mengalami kejadian mistis yang nggak bisa diceritain di sini. Setelah sempet beberapa kali nanya sama warga sekitar dan beberapa kali putar balik (akibat melanggar hukum yang pertama), akhirnya kita nemu juga papan petunjuk arah untuk sampe ke sini. Paling mudah, setelah sampe di terminal Panggang, ambil kiri dan ikuti petunjuk arah ke Pantai Gesing (tetangga si Kesirat yang kondang duluan).

Buat kalian yang nggak biasa bawa kendaraan di jalan yang sedikit ekstrim, mending ajak temen yang jago buat jadi driver. Walau pun jalannya lebih manusiawi dibandingkan dengan jalan ke pantai yang ada gondolanya itu - tiba-tiba aku lupa namanya-, tapi tetep aja kamu butuh ekstra hati-hati. Cor semen licin menanti. Apalagi di musim hujan kayak gini. Jangan uji nyali ya gaes!

Nah, kita bertiga sampe di tempat parkir -sebenernya ujung jalan buntu- dengan selamat, fuihhh! Sempet underestimate sih awalnya, di gambar bagus kok tiba-tiba sampenya ke tempat kayak gini. Jangan pikir ketika datang kita langsung lihat sesuatu yang indah-indah kayak di sinetron ya. SEMAK sama dua bangunan yang mangkrak belum jadi tok! Pohon yang jadi ikon tak nampak, cuma jalan setapak kecil yang sedikit basah yang kita lihat.

2. Di Balik Semak yang Lebat Ada Hadiah untuk si Petualang Hebat





Coba lihat foto di atas ini. Keren! Sampe-sampe kita bertiga lupa capeknya di perjalanan dan deg-degannya waktu lewatin jalan cor semen tadi. Pantai Kesirat memang hadiah dari alam untuk para pecinta selfie, eh keindahan. Sebuah pohon yang-aku-nggak-tau-namanya-tapi-jadi-ikonnya mirip among tamu, manis dan ramah. Sejauh mata memandang, cuma ada padang rumput luas, lengkap dengan batu-batu yang kelihatan kayak tumbuh juga, tebing dan laut (langsung kebayang Irlandia, shit!). 





Waktu itu, di sana nggak cuma ada kita. Ada sekelompok anak muda yang juga ikut menikmati pantai ini. Mereka cari spot duduk paling nyaman dan, tampaknya, lagi nunggu sunset tiba. Kalo kita, kita lebih milih buat eksplor tempat dulu, jelajahan sana sini mumpung masih terang, baru deh duduk tenang nunggu matahari pulang ke kandang.

3. Menunggu Senja



Puas jelajahan sana sini dan pose itu ini, akhirnya kita memutuskan untuk balik ke daerah di dekat si pohon ikon itu. Kebetulan, waktu itu udah rada gelap dan sedikit mendung. Pas sampe di deket pohon, kaget. Ternyata udah sepi nggak ada orang. Mereka mungkin kira nggak akan ada sunset karena mendung atau mereka takut pulang rada malem sedikit.



Nggak sampe 10 menit nunggu, semuanya berubah. Langit yang awalnya mendung, perlahan-lahan memerah. Wow! Dari puluhan orang yang berkunjung ke Pantai Kesirat hari itu, kita bertiga adalah orang yang paling beruntung. It was a mesmerizing sunset, the best sunset I've ever seen. Ivan duduk di seberangku, Mbak Rissa milih di bawah pohon dan aku, sambil dengerin Sunrise-nya Beltaine (rada nggak nyambung sih, sunset dengernya sunrise, but whatever), duduk sendiri di depan pohon itu. WOW!!!

Pulang

Matahari udah turun, tapi belum benar-benar gelap ketika kita memutuskan pulang. Sebenernya rada nggak rela, tapi kita memang harus pulang. Selain jalan keluarnya nggak ada penerangan, kita juga belum paham betul medan yang kita lewati (maklum baru pertama kali). Jadi dari pada kenapa-kenapa di tengah alas, mending pulang.

Perjalanan pulang kali ini nggak semulus ketika berangkat. Kita kesasar dan kembali ketempat yang sama dua kali (lagi-lagi akibat melanggar hukum nomer 1). Harus tanya sana-sini, ditambah hujan lagi. Tapi apapun itu, tetep hari itu hari yang WOW yang bikin kita semakin menghargai apa yang alam beri buat kita. End Story.

Tips:
- Pastikan kendaraan sehat walafiat.
- Kalau pulang sampai malam, biasanya di daerah Panggang akan turun kabut. Jarak pandang bisa sangat pendek (3meter aja) dan tentunya dingin. Be prepared!
- Bawa kantong plastik bekas buat mungut sampah yang ada di sana. Masuk sana gratis, masak ngumpulin sampah sedikit aja nggak mau. Bukan alay yang numpang selfie doang kan?
- Jalan keluar dari pantai sampe ke jalan aspal cukup jauh dan nggak ada penerangan, jadi kalo takut jangan pulang malem-malem (kecuali kamu kayak mereka yang doyan mancing di sana).
- Nggak ada orang jualan, bawa bekal sendiri (sampah dibawa pulang tapi). Eh tapi kata temen yang terakhir ke sana, udah ada yang jualan minuman. Jadi kayaknya tips terakhir ini boleh diabaikan boleh juga diperhatiin.

End End Story. Bye!





Comments

  1. spot menikmati senja sama menghabis yang malam yang bagus disini :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts