Ullen Sentalu - Mengenal Jawa dan Budaya Masa Lalu
Ketika menjelajahi Jogja utara, rasanya kurang bila tak mengunjungi Museum Seni dan Budaya Ullen Sentalu. Tempat seni dan budaya Jawa masa lalu menjadi satu, tersimpan sempurna dalam ruang-ruang pamer artistik dan selalu mengundang decak kagum.
Hawa sejuk menyambut kedatanganku dan teman-teman siang itu di Museum Seni dan Budaya Ullen Sentalu. Usai memarkirkan kendaraan, kami langsung menuju tempat penjualan tiket masuk. Tiket sudah di tangan, tinggal menunggu saatnya untuk memulai penjelajahan di salah satu museum terbaik di Indonesia ini. Dari luar, tak terbayang bagaimana isi di dalamnya. Pasalnya, bagian luar museum seperti bangunan tua yang banyak dirambati tumbuhan. Papan tulisan Ullen Sentalu pun terlihat sudah usang. Hanya sebuah meja resepsionis lengkap dengan kursinya dan sebuah bangku yang terlihat baik.
Menunggu sekitar 15 menit, akhirnya seorang pemandu museum datang menghampiri kami, menyapa dengan ramah dan mulai mempersilakan kami memasuki museum. Apa yang sudah terbayang sebelumnya, seketika luruh. Museum Seni dan Budaya Ullen Sentalu ini dikelola dengan sangat baik. Pembangunannya pun disesuaikan dengan kontur tanah dan letak pohon-pohon di sekitarnya. Hal ini dibuktikan dengan ruang pertama yang kami kunjungi, ruangan tersebut diberi nama Guwo Selo Giri. Di bagian ini kami harus memasuki lorong dengan batu-batu sebagai penyusunnya untuk dapat sampai ke dalam ruangan. “Wow! Ruang bawah tanah!”
Ruang pertama museum ini berisi koleksi lukisan-lukisan 3 dimensi dari tokoh-tokoh 4 keraton. Tak hanya itu saja, seperangkat alat musik gamelan dan beberapa arca pinjaman dari dinas purbakala pun ada. Di sini, sosok jelita Gusti Nurul yang menari di Belanda dengan musik live yang dimainkan di Indonesia terlukis sempurna. Lukisan itu lalu disambug dengan lirikan mata Ibu Ageng akhirnya membawa kami ke ruang berikutnya.
Tak hanya ruang-ruang menarik yang berisi ratusan koleksi antik, museum ini juga punya satu ruangan khusus yang dipersembahkan untuk Gusti Nurul-putri cantik yang menolak lamaran para petinggi Indonesia termasuk mantan Presiden Soekarno karena niatnya yang tak ingin dimadu. Di ruangan khusus ini, kita dapat membaca dan melihat banyak puisi-puisi, surat dan foto-foto beliau ketika masih muda.
Usai puas melihat pribadi Gusti Nurul, sampailah kami di sebuah ruang lagi. Seketika wangi jahe dan rempah lain menyeruak. Ya, kami disuguh secangkir wedang khas Ullen Sentalu. Wedang ini penanda bahwa tur museum ini telah usai. Waktu satu jam berlalu begitu saja, tak terasa.
Dari bangunan ini pulalah kita mulai bisa bebas berfoto (selama di museum, kita hanya diperbolehkan berfoto di tempat-tempat tertentu saja). Harus diakui, hampir tiap sudut tempat ini menarik hati. Tak hanya koleksinya saja yang bernilai seni tinggi, tapi arsitekturnya pun akan mampu membuat kita berdecak kagum. Nampak jelas bahwa, kenangan masa lalu dirawat rapi dalam ruang-ruang itu.
Jika usai menjelajah museum kamu lapar, Beukenhof Resto siap menjamu perutmu. Sajian ala barat yang menggugah selera akan menari-nari di lidah. Atau jika ingin menilik berbagai koleksi pakaian batik dari salah satu designer Indonesia, tinggal datang saja ke galeri butiknya.
Sore itu, saya dan teman-teman mendapat suguhan tambahan yakni anak-anak sekitar yang sedang sibuk berlatih menari di pelatarannya. Menyanangkan.
Opening hours:
Tue - Fri : 8.30 - 4.00 pm (last ticket 3.25 pm)
Sat - Sun : 8.30 - 5.00 pm (last ticket 4.15 pm)
Price:
Domestik dewasa : Rp 30.000
Domestik anak-anak: Rp 15.000 (5-16th)
Mancanegara dewasa : Rp 50.000
Mancanegara anak-anak : Rp 30.000 (5-16th)
Address
Jl. Boyong Km 25, Kaliurang Barat, Sleman, Yogyakarta
Hai yoga.
ReplyDeleteAku sharejuga di fan pageku ya.
:-)
Silakan safri... :)
DeleteHai yoga.
ReplyDeleteAku sharejuga di fan pageku ya.
:-)