Pantai Klayar

Seruling laut yang bergaung merdu dan batu spinx yang begitu eksotik adalah ciptaan sempurna yang menghuni salah satu ujung pantai selatan Pacitan. Tempat di mana dua pantai berbeda kharakter hidup rukun berdampingan. 

Pantai Klayar adalah ikon kota seribu satu goa, Pacitan dan menjadi destinasi utama bagi sebagian besar wisatawan domestik. Terletak di Desa Donoharjo, Pacitan, pantai berpasir putih ini hadir begitu mempesona dengan batu-batu karst putih yang mencuat bagai mahkota. Batu-batu tersebut membuat pantai ini menjadi berbeda dari pantai-pantai lain di sekitarnya. Terlebih lagi di salah satu sisinya terdapat celah yang akan menyemburkan air layaknya paus ketika ombak menghantam bagian di bawahnya. Itulah suling laut yang terkenal, ciri khas Pantai Klayar.


Tak hanya itu saja, gugusan batu karst ini berdiri begitu cantik. Bahkan, pengunjung yang datang menyebutnya mirip Spinx, patung singa berkepala manusia sebagai lambang penguasa Mesir kala itu. Berbeda dengan bebatuan lain yang biasanya ada di tepi pantai dan berwarna hitam, batu-batu ini berwana krem sehingga membuatnya terkesan begitu megah. Jika ombak besar datang dan menghempas bebatuan di sebelahnya, maka pemandangan seperti air terjun sesaat akan terlihat. Mengagumkan.

Pantai Klayar juga menyimpan satu keunikan lain, yakni dua buah pantai dengan tipe yang berbeda namun tetap bisa berdampingan. Pada saat hendak sampai di pantai ini, pengunjung akan di suguhkan dengan sebuah pemandangan pantai yang luas, berpasir putih dan bersih. Pengunjung hanya akan melihat satu gugusan pantai saja. Namun ketika sudah berada di bibir pantai pengunjung dapat melihat satu pantai lagi yang lebih kecil, berada di antara gugusan karst Spinx dan gugusan karst sebelumnya. Meskipun kecil, namun ombak pantai ini bergulung hebat tanpa henti, lebih ganas dan garang. Sehingga pihak pantai mempercayakan satu orang penjaga pantai untuk memastikan tak ada orang yang bermain-main di sekitarnya.

Puas bermain air, berfoto di batu spinx dan suling lautnya, saatnya menikmati kuliner setempat. Warung-warung makan yang menyuguhkan hidangan laut dan mie instan (sudah pasti) tampak berjajar di dekat bukit karst, sedikit lebih jauh dari bibir pantai. Jika tak ingin makan, kelapa muda segar adalah pilihan yang tepat. Menikmati indahnya pantai dengan menyeruput air kelapa muda memang selalu jadi paduan yang pas. Hmmm...rasanya tak ingin pulang!

Comments

Popular Posts